Pada awal tahun 2013, sebuah berita yang cukup mencengangkan datang dari Korea Utara. Menurut berita tersebut di negara tersebut, praktek kanibalisme ternyata marak terjadi. Beberapa orang dieksekusi mati dengan tuduhan memakan manusia. Apa yang mendorong perilaku aneh dan mengerikan ini...
Sejarah Kanibalisme
Ilustrasi dari budaya kanibalisme |
Kanibal sendiri berasal dari bahasa spanyol "canibale". Canibale merupakan sebutan terhadap suku carib, yang memiliki reputasi sebagai suku pemakan manusia dan berasal kepulauan Karibia. Pada awal masa penjelajahan orang Eropa, kisah-kisah petualangan seringkali dibumbui dengan kisah suku "kanibal" yang barbar dan memburu setiap orang yang berani menjelajah ke wilayahnya. Beberapa memang tidak bisa dibuktikan keakuratannya, tapi ada juga yang memang sungguh terjadi dan didokumentasikan dengan baik. Kanibalisme menjadi momok bagi banyak penjelajah pada masa tersebut, sehingga para pelakunya yang dianggap tidak lebih dari sekumpulan makhluk biadab, dimusnahkan sebelum menjadi ancaman serius.
Suku Korowai dari Papua, memiliki kebiasaan memakan anggota sukunya yang dianggap sebagai penyihir. Beberapa suku di Papua juga dikenal akan memakan otak dari musuhnya, konon hal ini dipercaya memberikan seseorang kekuatan dari orang yang telah ia bunuh. Hal ini juga sebagian didasari oleh motif membalas dendam atas anggota suku yang terbunuh oleh suku lain.
Sekte Aghory Sadhus dari India juga memiliki kebiasaan memakan mayat. Mereka memakan tubuh dari Orang yang dihanyutkan di sungai Gangga, atau telah melalui proses kremasi. Mereka ini sebanarnya adalah sebuah sekte Hindu, namun kepercayaan kanibalisme ini hanya dianut oleh sekte ini. Mereka percaya dengan memakan mayat, mereka akan memahami bagaimana konsep berubahnya wujud suatu benda ke wujud lainnya.
Kebudayaan Aztec juga memiliki kebudayaan yang serupa. Salah satu raja mereka, Montezuma bahkan terkenal sebagai raja kanibal. Bangsa aztec memang punya kebiasaan mengorbankan manusia sebagai persembahan kepada dewanya. Kebudayaan mengerikan ini pada akhirnya menghilang bersama keruntuhan kerajaan aztec saat pendudukan bangsa Spanyol. Di Afrika, pada perang saudara di Kongo, praktik kanibalisme juga beberapa kali dilaporkan terjadi. Kanibalisme ini didorong oleh kepercayaan akan ritual magis yang dianut oleh beberapa anggota fraksi yang tengah berperang.
Selain kebudayaan, faktor kelaparan juga menjadi salah satu pendorong utama terjadinya kanibalisme. Seringkali pelaut atau orang-orang yang terdampar terpaksa memakan rekannya karena sudah putus asa. Suku Fiji menjadi kanibal karena faktor kurangnya sumber makanan di pulau yang mereka tinggali. Suku Maori di New Zealand juga sempat menjadi kanibal ketika persediaan hewan buruan di pulau itu menipis. Beberapa penjelajah pertama yang bertemu dengan kedua suku ini, bahkan harus menerima nasib menjadi mangsa mereka.
Faktor kelainan mental, ternyata juga dapat mendorong perilaku kanibalisme. Ada beberapa kasus dimana si pelaku kanibal mengaku mendapat kepuasan seksual dengan memakan daging manusia. Lebih aneh lagi, ada pula keadaan dimana seseorang terdorong untuk memakan anggota tubuhnya sendiri. Hal ini disebut "self cannibalism" (kanibalisme terhadap diri sendiri).
Menurut berita yang dilansir oleh reporter Asia Press, pelaku kanibalisme tersebut ternyata adalah seorang ayah yang terpaksa membunuh kedua anaknya karena kelaparan yang tengah melanda di provinsi Hwanghae, Korea Utara. Kejadian ini terungkap sekembalinya sang istri yang pulang sehabis bekerja. Pria itu akhirnya dieksekusi oleh angkatan bersenjata Korea Utara. Rupanya ini bukan kasus kanibalisme pertama di Korut, pada bulan Mei tahun lalu seorang pria lainnya dieksekusi setelah memakan seorang wanita. Pada bulan yang sama seorang pria juga dieksekusi setelah membunuh 11 orang dan kemudian menjual daging mereka sebagai "daging babi"
Lebih lanjut, Sung Min Jeong (44) seorang bekas penduduk Korea Utara yang kini menetap di Australia, membuat pengakuan yang cukup mencengangkan. Kota Chongjin di pesisir utara Korea Utara, ternyata ada penjual makanan yang memperdagangkan daging manusia. Ia menyatakan takut kalau suatu hari terpaksa harus memakan manusia sehingga ia memutuskan untuk kabur ke Sydney pada tahun 2011. Tragisnya yang menjadi korban seringkali adalah anak-anak. Mereka dibunuh, lalu mayatnya akan dicincang dan kemudian diolah menjadi bahan makanan.
Sebab Kanibalisme
Apa yang menjadi sebab seseorang beralih memakan sesamanya? Ada beberapa sebab yang menjadi pendorongnya, Pertama adalah kebudayaan / kepercayaan. Iya, beberapa kebudayaan memang mempraktikkan kebiasaan memakan manusia. Memakan seseorang yang berasal dari satu suku disebut sebagai "Endokanibalisme" sedakan memakan orang yang berasal dari luar suku disebut "Eksokanibalisme". Contoh budaya kanibal rupanya dapat dijumpai di Indonesia.Suku Korowai dari Papua, memiliki kebiasaan memakan anggota sukunya yang dianggap sebagai penyihir. Beberapa suku di Papua juga dikenal akan memakan otak dari musuhnya, konon hal ini dipercaya memberikan seseorang kekuatan dari orang yang telah ia bunuh. Hal ini juga sebagian didasari oleh motif membalas dendam atas anggota suku yang terbunuh oleh suku lain.
Suku Korowai memegang tengkorak korbannya |
Sekte pemakan mayat dari India, Aghory |
Selain kebudayaan, faktor kelaparan juga menjadi salah satu pendorong utama terjadinya kanibalisme. Seringkali pelaut atau orang-orang yang terdampar terpaksa memakan rekannya karena sudah putus asa. Suku Fiji menjadi kanibal karena faktor kurangnya sumber makanan di pulau yang mereka tinggali. Suku Maori di New Zealand juga sempat menjadi kanibal ketika persediaan hewan buruan di pulau itu menipis. Beberapa penjelajah pertama yang bertemu dengan kedua suku ini, bahkan harus menerima nasib menjadi mangsa mereka.
Ilustrasi dari "Saturn" tokoh dari mitologi tengah memakan manusia |
Faktor kelainan mental, ternyata juga dapat mendorong perilaku kanibalisme. Ada beberapa kasus dimana si pelaku kanibal mengaku mendapat kepuasan seksual dengan memakan daging manusia. Lebih aneh lagi, ada pula keadaan dimana seseorang terdorong untuk memakan anggota tubuhnya sendiri. Hal ini disebut "self cannibalism" (kanibalisme terhadap diri sendiri).
Terdorong oleh kelaparan, berakhir dengan eksekusi
Kembali ke masalah kanibalisme di Korea Utara. Apa yang mendorong terjadinya perilaku memakan manusia di negara tersebut? Rupanya sejumlah wilayah di Korea Utara, tengah dilanda oleh bencana kelaparan, hal inilah yang memaksa mereka untuk mengambil alternatif ekstrem ini agar tetap dapat bertahan hidup. Bencana ini disebabkan oleh faktor kekeringan hebat yang tengah melanda sejumlah wilayah pertanian di Korea Utara. Sayangnya, negara komunis ini memilih lebih meningkatkan perkembangan militernya dibandingkan mengusahakan kesejahteraan rakyatnya, dan rakyat seringkali harus menelan pil pahit dari kurangnya perhatian pemerintah.Korea Utara tengah dilanda salah satu kekeringan terparah yang pernah terjadi di negara itu |
Menurut berita yang dilansir oleh reporter Asia Press, pelaku kanibalisme tersebut ternyata adalah seorang ayah yang terpaksa membunuh kedua anaknya karena kelaparan yang tengah melanda di provinsi Hwanghae, Korea Utara. Kejadian ini terungkap sekembalinya sang istri yang pulang sehabis bekerja. Pria itu akhirnya dieksekusi oleh angkatan bersenjata Korea Utara. Rupanya ini bukan kasus kanibalisme pertama di Korut, pada bulan Mei tahun lalu seorang pria lainnya dieksekusi setelah memakan seorang wanita. Pada bulan yang sama seorang pria juga dieksekusi setelah membunuh 11 orang dan kemudian menjual daging mereka sebagai "daging babi"
Kondisi memprihatinkan di Korea Utara |
Lebih lanjut, Sung Min Jeong (44) seorang bekas penduduk Korea Utara yang kini menetap di Australia, membuat pengakuan yang cukup mencengangkan. Kota Chongjin di pesisir utara Korea Utara, ternyata ada penjual makanan yang memperdagangkan daging manusia. Ia menyatakan takut kalau suatu hari terpaksa harus memakan manusia sehingga ia memutuskan untuk kabur ke Sydney pada tahun 2011. Tragisnya yang menjadi korban seringkali adalah anak-anak. Mereka dibunuh, lalu mayatnya akan dicincang dan kemudian diolah menjadi bahan makanan.
No comments:
Post a Comment